Analisa Jatuhnya F-16D Dalam Kecelakaan Latihan Perang NATO

F-16D milik Yunani, serupa dengan yang jatuh

Analisa Jatuhnya F-16D Dalam Kecelakaan Latihan Perang NATO

F-16D serial number 084, the aircraft that crashed
F-16D dengan nomor seri 084 yang jatuh

Pada tanggal 26 Januari 2015 terjadi kecelakaan pesawat F-16D milik Yunani yang jatuh ketika sedang mengikuti latihan perang NATO Tactical Leadership Program (TLP) 2015 di pangkalan udara Los Llanos, Spanyol selatan.

Lokas kecelakaan di Los Llanos, Spanyol
Lokas kecelakaan di Los Llanos, Spanyol

Pesawat F-16D Yunani yang jatuh tersebut hanya sempat mengudara selama 7,8 detik. Waktu yang sangat singkat bagi kedua pilot untuk memahami apa yang terjadi, namin tidak cukup waktu untuk terjun dari pesawat tersebut sebelum pesawat tersebut jatuh ke tarmac di pangkalan udara Los Llanos di Spanyol selatan. Kecelakaan ini terjadi pada waktu latihan perang NATO Tactical Leadership Program (TLP) 2015.

Asap setelah kecelakaan
Asap membubung setelah kecelakaan

Sepuluh orang – delapan dari mereka penerbang Perancis di landasan- meninggal seketika pada kecelakaan 26 Januari 2015 tersebut, termasuk kedua pilot F-16D tersebut, Panagiotis Laskaris, (35 tahun), dan Athanasios Zagas (32 tahun). Salah satu pilot Perancis meninggal di rumah sakit pada hari berikutnya, meningkatkan jumlah korban tewas menjadi 11. Tiga puluh tiga personil ground crew Perancis dan Italia mengalami luka-luka , beberapa dari mereka serius.

Pesawat yang rusak

Pesawat lain yang rusak (http://www.defensenews.com/story/defense/air-space/strike/2015/01/29/spain-f-16-crash-france-air-chief-mercier-engine-failure/22517145/)

Kecelakaan itu juga menyebabkan kerugian sebanyak 9 pesawat tempur hancur atau rusak, termasuk F-16, dua buah Mirage 2000 (Perancis), dua Alpha Jets (Perancis), Rafale (Perancis), dua AMX (Italia) dan F-15E (US Air Force). Tampaknya hanya F-15, satu AMX dan Rafale yang dapat diperbaiki.

Kecelakaan ini adalah kerugian jiwa terburuk dalam sejarah militer Perancis sejak serangan berdarah di Afghanistan pada tahun 2008 [CNN: 10 French soldiers killed in Afghan fighting].

Lebih buruk lagi adalah sebenarnya peristiwa jatuhnya pesawat F-16D tersebut sebenarnya dapat dihindari.

Pada tanggal 27 Juli, tim investigasi internasional mengungkapkan bahwa seseorang ternyata tidak sengaja sengaja mengatur sirip tegak (rudder) pada pesawat F-16D ke arah penuh ke kanan (full right) sebelum lepas landar, dan tidak seorang pun di kokpit ataupun di ground crew yang menyadari kesalahan konfigurasi tersebut sebelum F-16D lepas landas.

ROYAL AIR FORCE FAIRFORD, England -- A member of the 100th Security Forces Squadron helps create a perimeter around a KC-135 Stratotanker as part of a stop alert exercise here April 13. The 100th Security Forces Squadron is located at Royal Air Force Mildenhall, England. (U.S. Air Force photo by Senior Airman Stacia M. Willis)
Contoh sirip tegak (rudder) pada pesawat KC135

“Setelah lepas landas, perintah melalui tongkat kendali oleh pilot dan gaya pada bidang kendali pesawat tidak cukup untuk  menjaga pesawat dalam penerbangan terkendali” (“After takeoff, pilot stick commands and the resultant control surface outputs were insufficient to maintain the [aircraft] in controlled flight,”) [Sumber]. Tim investigator memerlukan waktu 6 bulan untuk membuat laporan resmi tersebut.

Cara kerja sirip tegak (rudder)
Cara kerja sirip tegak (rudder)

Laskaris dan Zagas menyadari bahwa pesawat mereka pasti akan jatuh, dan terjun sekitar 1 ~ 2 detik sebelum pesawat mereka jatuh, yang kemudian menyebabkan landasan menjadi daerah kehancuran. Kedua pilot tersebut terkena ledakan dan tewas seketika.

Angkatan udara Yunani dan pengguna F-16 lainnya seharusnya memiliki prosedur yang ketat untuk mencegah pesawat lepas landas pengaturan sirip tegak yang salah. Tapi prosedur tersebut gagal sebelum kecelakaan Los Llanos.

NATO memberikan kepada para pilot yang berpartisipasi dalam latihan perang TLP tiga lembar checklist berlaminasi yang khusus untuk latihan – dan, menurut peneliti, “peralatan penerbangan tambahan yang dimaksudkan untuk dibawa dalam [pesawat].” Mungkin untuk menampung daftar pemeriksaan tambahan, Laskaris menaruih tas penerbangannya dalam tas peta kokpit. Tampaknya ia membawa lembaran tersebut dengan longgar.

Praktek standar untuk kru darat adalah memeriksa pesawat selama jeda di ujung landasan sesaat sebelum lepas landas. Pemeriksaan di ujung landasan ini seharusnya mampu mendeteksi adanya masalah sirip tegak tersebut.

Namun masalah tersebut tidak ketahuan, karena para penerbang Yunani tersebut mulai melakukan pemeriksaan sebelumnya, pada tempat parkir pesawat. “Perubahan prosedur ini diadopsi oleh semua skuadron Yunani sejak beberapa tahun sebelumnya dan menjadi praktek umum,” para peneliti menjelaskan.

“Perubahan inspeksi ujung landasa menyebabkan para pilot mengubah urutan yang standar, dan akibatnya daftar pemeriksaan sebelum lepas landas dilaksanakan lebih awal daripada yang seharusnya”

“Perubahan prosedural ini mengubah pola kebiasaan para pilot.” Alih-alih melaksanakan inspeksi dalam kokpit sesaat sebelum lepas landas, Laskaris melaksanakan inspeksi ketika F-16 masih parkir di tempat parkir pesawat.

Suatu saat ketika pesawat bergerak dari tempat parkir dan lepas landas, suatu benda di dalam kokpit secara tidak sengaja mendorong tuas yang mengatur posisi sirip tegak. Akibatnya sirip tegak tidak lurus, melainkan bergeser ke arah kanan

Baik Laskaris atau Zagas tidak menyadari bahwa pesawat mereka tidak layak untuk lepas landas. Suatu benda di dalam kokpit yang menyenggol tuas sirip tegak dan prosedur yanag ceroboh menyebabkan kecelakaan tidak dapat dihindari.

Pesawat F-16D naik ke udara dengan kecepatan lebih dari 100 mil per jam, pesawat F-16 berada dalam kesulita, karena sirip tegak yang mengarah ke kanan mendorong pesawat ke arah kanan, dan menyebabkan hidung pesawat mengarah ke bawah.

Sebenarnya jika sirip tegak digerakkan ke arah berlawanan dapat membantu  pesawat untuk selamat. Namun Laskaris tidak menyadari hal tersebut , karena dari pengalaman lepas landas sebelumnya, sirip tegak hanya perlu diatur sedikit saja.

Dua penerbang Yunani terjun dari pesawat, namun terlambat. F-16 tersebut terhempas ke tanah, dan kedua pilot meninggal dalam ledakan yang terjadi sesudahnya.

F-16D milik Yunani, serupa dengan yang jatuh
F-16D milik Yunani, serupa dengan yang jatuh

 

Film dari pangkalan LosLlanos setelah kecelakaan

Sumber Berita

Daftar pesawat yang terlibat dalam kecelakaan

Daftar pesawat yang terlibat dalam latihan militer Tactical Leadership Program (TLP) 2015-1

  • 3 Lockheed Martin F-16C dan 1 F-16D yang jatuh, Hellenic Air Force (341 Mira from Almiros/Nea Anchialos)
  • 4 Eurofighter EF2000s, Spanish Air Force (ALA 11 dari Morón)
  • 2 Dassault Rafales, French Air Force (EC 01.091 dari BA113 Saint Dizier)
  • 2 Dassault Mirage 2000Ds, French Air Force (ETD 02.007 dari BA133 Nancy/Ochey)
  • 2 Mirage 2000-5, French Air Force (EC 01.002 dari  BA116 Luxeuil/St.Sauveur)
  • 5 McDonnell Douglas AV-8B+, Italian Naval Aviation (Gruppo Aerei Imbarcati from Grottaglie/Taranto)
  • 3 Boeing (McDonnel Douglas) F-15E Strike Eagle, 492nd Fighter Squadron, US Air Force in Europe (dari RAF Lakenheath)
  • 2 Dornier / Dassault Alpha Jets, French Air Force (EE 02.002 dari BA120 Cazaux)
  • 2 AMX, Italian Air Force (132° Gruppo from Istrana)
  • 4 Panavia Tornado IDSs, German Air Force (Taktisches Luftwaffengeschwader 33 dari Büchel)
  • 2 British Aerospace Hawk, Royal Air Force (No. 100 Squadron dari RAF Leeming)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *