This looks to be a huge story, the first evidence of extraterrestrial life, if it holds up. I would remind readers that “extraordinary claims require extraordinary evidence“. This needs to be confirmed by others in the science community before it can be taken seriously.
This is from a recent meteorite find in December 2012. A large fire ball was seen by a large number of people in Sri Lanka on December 29th 2012, during that episode a large meteorite disintegrated and fell to Earth in the village of Araganwila which is few miles away from the city of Polonnaruwa.
Look at what the electron microscope shows of a sample purported to be from the meteorite:
It looks convincing, and the paper says: “Contamination is excluded by the circumstance that the elemental abundances within the structures match closely with those of the surrounding matrix.“, but I remain skeptical of the claim.
At first I thought this was somebody mistaking a Tektite (Earthly origin ejecta from impact that makes it into space briefly) but this meteorite found in Sri Lanka does not appear to fit that category, being a chondrite. Further, this is a (supposedly) peer reviewed paper in the Journal of Cosmology, just published, but looking at the Journal of Cosmology, I have some doubts about its veracity.
Temperatur bumi dan kadar CO2 di atmosfer bumi sangat bervariasi di masa lampau. Sebenarnya dari rekaman temperatur tersebut kita dapat menduga-duga seperti apa pengaruh perubahan CO2 terhadap temperatur bumi.
Berikut ini grafik temperatur bumi dan kadar CO2 di atmosfer bumi sejak 600 juta tahun yang lalu.
Dari perbandingan antara kadar CO2 dan temperatur tersebut nampak bahwa kadar CO2 saat ini sebenarnya kecil saja dibandingkan dengan kadar CO2 di masa lampau (jutaan tahun yang lalu). Kadar CO2 yang relatif tinggi pada masa lampau tidak mematikan makhluk-makhluk yang ada, bahkan dari beberapa hewan di masa lampau tersebut masih ada sampai sekarang. Temperatur juga naik turun dari batas bawah ke batas atas, dan juga tidak terlalu berkorelasi dengan kadar CO2 di udara.
Pada tanggal 31 Maret 2012 kemarin ada rame-rame “Earth Hour”. Negara mana yang paling berhasil mengamalkan “Earth Hour” ini? Menurut saya yang paling berhasil adalah Korea Utara. Buktinya adalah foto berikut ini, yang menampakkan praktis tidak ada cahaya dari Korea Utara yang nampak dari satelit:
Pada kesempatan ini saya ingin membandingkan harga total yang dikeluarkan seorang pengguna printer, dibandingkan dengan jumlah lembar yang dicetak. Ada printer yang kesannya murah karena harganya murah, ada yang mahal, namun untuk melihat biaya total kita mesti menjumlahkan harga printer dengan harga tinta/tonernya. Pada perbandingan ini saya hanya membandingkan beberapa printer inkjet dan laserjet. Saya tidak membandingkan printer inkjet dengan tinta suntik, karena biasanya penggunaan tinta sunti menyebabkan kualitas hasil cetak agak berkurang. Harga kertas juga tidak dimasukkan, karena nilainya sama untuk semua printer.
Berikut ini printer yang dibandingkan:
Printer Inkjet Canon standar, diwakili oleh PIXMA iP1880
Printer Inkjet Epson murmer, diwakili oleh L100
Printer Inkjet HP 2060
Printer Laserjet HP, diwakili oleh HP 1102
Printer Laserjet dengan toner refill, diwakili oleh HP 1102 dengan toner refill
Inkjet Canon PIXMA iP1880
Printer ini sekarang sudah tidak diproduksi. Harga printer diasumsikan Rp 350,000. Harga cartridge tinta aslinya tipe 830 Black 11 ml adalah Rp 130,000. Diasumsikan 1 cartridge dapat mencetak sebanyak 200 lembar, dengan demikian ongkos cetak per lembar adalah Rp 650.
Inkjet Epson L100
Printer ini adalah printer pertama yang menggunakan infus secara resmi. Harga printer diasumsikan Rp 1,100,000. Harga cartridge Rp 60000 (70 ml). Menurut promosinya, printer ini harga cetak per lembarnya adalah Rp 20 saja.
Deskjet Multifunction (print, scan, copy) HP 2060
Harga printer diasumsikan Rp 740000. Harga cetak per lembar diasumsikan Rp 165
Tinta menggunakan 704 Black dan 704 Tri Color. Tinta hitam dapat mencetak sebanyak 480 lembar. Harga cartridge diasumsikan Rp 77000. Harga cetak per lembar sekitar Rp 160.
Harga tinta dapat dilihat di http://rakitan.com/kategori.php?id=44. Harga 704 diasumsikan sama dengan 703.
Laserjet HP 1102
Printer ini dianggap mewakili printer laser murmer. Harga printer diasumsikan Rp 1,100,000. Harga tonernya adalah Rp 589,000 yang dapat dipakai untuk 1600 lembar. Harga cetak per lembar Rp 368.
Laserjet HP 1102 Refill
Ongkos operasi printer laser dapat ditekan dengan menggunakan tinta refill. Pada contoh ini digunakan refil seharga Rp 85000 yang diasumsikan dapat dipakai mencetak sebanyak 16000 lembar.
Berikut ini grafik harga total pemakaian sampai dengan pencetakan 10000 lembar:
Analisa
Canon PIXMA iP1880 memberikan harga paling murah jika kita hanya mencetak beberapa lembar saja. Jika pencetakan sudah melebihi beberapa ratus, maka secara harga sudah kalah dengan yang lain. Pada akhirnya printer ini menjadi printer yang paling mahal.
Printer laser juga mahal, walaupun harganya masih di bawah iP1880.
Hasil termurah diberikan oleh Epson L100, namun demikian harganya hanya sedikit di bawah laserjet yang menggunakan refill/toner isi ulang.
Kesimpulan
Jika kita ingin mencetak dengan hasil paling murah, gunakan Epson L100 (atau printer infus lainnya)
Jika ingin mencetak hitam putih dengan kualitas bagus, gunakan laser dengan tinta refill.
Catatan
Saya pribadi menggunakan printer laser HP 1200, Canon iP1000, Canon iP1880, Epson L100. HP 1200 tidak pernah macet, Canon iP1000 dan iP1880 pernah mengalami kerusakan paper feeder, yang ongkos perbaikannya bisa 30% harga printer.
Situs iFixit melakukan pembongkaran iPad terbaru. Hasilnya menunjukkan adanya beberapa teknologi terbaru dalam bidang mikroelektronika yang dipakai pada produk tersebut. Proses pembongkaran tersebut dapat diikuti di situs iFixit tersebut.
Bukti bahwa google menggunakan google analytic untuk melakukan ranking search. Berikut ini hasil search kata kunci “Value Added Service” di google dengan menggunakan browser Opera yang jarang saya pakai:
Berikut ini hasil search kata kunci yang sama (“Value Added Service”) menggunakan browser Google Chrome yang sering saya gunakan untuk mengakses qwords.com
Di situ nampak perbedaannya, pada hasil search menggunakan Chrome nampak ada situs qwords.com sebagai salah satu hasil pencarian, sedangkan di Opera tidak demikian. Saya cek ke qwords.com, ternyata situs tersebut menggunakan google analytic untuk melakukan traffic counter. Dugaan saya informasi dari google analytic bahwa saya sering mengakses qwords.com dipakai juga sebagai informasi tambahan untuk algoritma search di google.
Bukan rahasia bahwa google menggunakan segala macam informasi untuk optimasi search enginenya, namun bagi saya menarik juga untuk melihatnya in action !
Beberapa waktu ini saya sedang mencoba Granola, sebuah software yang menurut promosinya dapat menghemat pemakaian listrik komputer hingga 25% ~ 30%. Metodenya adalah dengan mengurangi clock CPU ketika komputer sedang tidak sibuk-sibuk banget. Sebagaimana diketahui, frekuensi clock CPU dapat mempengaruhi jumlah energi yang dipakai oleh CPU tersebut.
Instalasinya cukup mudah. Ketika diinstall, Granola akan mengecek apakah kecepatan CPU dapat diatur dari software. Jika tidak bisa, Granola akan meminta agar setting BIOS diubah.
Kita dapat mengubah beberapa konfigurasi Granola, di antaranya adalah harga listrik.
Pada waktu dijalankan, Granola menampilkan berapa listrik yang telah kita hemat, serta berapa pembangkitan CO2 yang telah dihemat.
Dapat dilihat bahwa karena penghematan listrik masih kecil, maka uang yang dihemat juga masih sedikit 🙂
Granola dapat diunduh dari situs Granola. Selamat mencoba.